Dalam dunia perfilman, tentu nama Bolywood tidak asing lagi, yang perlu diperhitungkan karena produktivitas dan pengaruhnya pada perfilman negara-negara lain.
Film India umumnya menyajikan film dalam durasi lama dan diisi dengan banyak tarian dan lagu khas India di dalam filmnya.
Tapi ternyata ada hal yang unik di luar dari film tersebut, yaitu bioskop dan para penontonnya di India. Apa saja itu?
1. Iklan anti rokok
Hampir di setiap pembukaan film, pihak bioskop selalu menyertakan iklan anti rokok, di mana video tersebut menyajikan gambar mengerikan tentang organ tubuh manusia yang sudah rusak akibat merokok
2. Menyanyikan lagu kebangsaan
Sebelum memutar filmnya, bioskop akan memutar lagu kebangsaan India, di mana banyak penonton yang akan berdiri saat menyanyikannya, dan sering menyertakan tulisan besar "Mohon berdiri saat menyanyikan lagu kebangsaan" di layar bioskop.
3. Anggap rumahmu sendiri
Jika di Indonesia, penonton akan duduk tenang, berbeda di India. Penonton India bakal santai berjalan ke sana kemari. Tidak akan ada yang protes, dan tidak akan ada penonton yang sungkan berjalan-jalan seperti itu. Rasanya seperti menonton film di rumah sendiri.
4. Ngobrol di dalam bioskop
Beberapa penonton tidak ragu menceritakan keseharian mereka kepada penonton di samping kanan dan kirinya. Bahkan, suara mereka saat bercerita kadang lebih lantang daripada suara dubbing dalam film.
5. Waktu istirahat
Durasi film India yang sangat panjang membuat setiap film memiliki waktu istirahat, yang biasa digunakan penonton untuk ke kamar kecil atau membeli makanan ringan. Bahkan, kadang sang penjual masuk ke bioskop untuk menjajakan dagangannya di dalam gedung bioskop.
6. Antrian super panjang
Di Indonesia, antrian panjang hanya terjadi kalau ada film populer saja. Tapi di India, budaya menonton film sudah mendarah daging sehingga antrian panjang selalu terjadi.
7. Rekor tayang terpanjang
Rekor film terpanjang pernah dicapai oleh film Dilwale Dulhaniya Le Jayenge (2005) yang diputar selama 500 pekan di sebuah bioskop Mumbai.
8. Sangat ekspresif
Cukup beda dengan Indonesia ya?